Cikotok merupakan
sebuah desa kecil di kecamatan Bayah, Lebak Selatan, atau kurang lebih 130 km
di Selatan Rangkasbitung, Banten. Tambang emas cikotok bermula dari penemuan
endapan emas dan batubara di kawasan Bayah,Cimandiri, Cikotok dan sekitarnya
oleh tim geologis Belanda di tahun 1839 yang terdiri dari Horner Hasakasi,
Junghun Verbeek, Fennema van Es dan Zugler. Penemuan tim ini diteliti lebih
lanjut di tahun 1924 oleh Ir. WF Oppennoorth dan dipublikasikan dalam laporan
Dinas Pertambangan berjudul “Verslagen enMededelingen” (Laporan dan Pengumuman)
No. 20. Eksplorasi dikembangkan di tahun1933 dengan pembuatan peta geologi oleh
Koolhoven.
Pada tahun 1936,
dimulai pembangunan pabrik emas berlokasi diPasir Gombong dan Cikotok oleh
perusahaan Belanda Naamloze VennootschapMijnbouw Maatschappij Zuid Bantam (NV
MMZB). Produksi dihentikan pada tahun1939 ketika berkecamuk Perang Dunia II.
Ketika Jepang menduduki Indonesia, tambang tersebut diambil alih oleh
perusahaan Mitsui Kosha Kabushiki Kaisa.Tujuan utama perusahaan Jepang tersebut
adalah menambang timah hitam dari tambang Cirotan untuk keperluan perang.
Setelah Indonesia
merdeka, tambang Cikotok beralih di bawah pengawasan Jawatan Pertambangan
Republik Indonesia sampai dengan 1948. Pada tahun 1950, selama agresi Belanda,
tambang Cikotok dikuasai lagi oleh Belanda dan dijual ke NV Perusahaan
Pembangunan Pertambangan yang didirikan oleh Bank Industri Negara yang
belakangan beralih nama menjadi Bank Pembangunan Indonesia. Setelah proses
rehabilitasi, akhirnya tambang kembali berproduksi pada tahun 1957 dan pada
tanggal 12 Juli 1958 resmi berdiri NV Tambang EmasTjikotok. Dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 1960, pertambangan emas Cikotok diubah statusnya
menjadi PN Tambang Emas Tjikotok, bagian dari BPU Pertambun. Pada tanggal 5
Juli 1968, bersama dengan perusahaan pertambanganlain, PN Tambang Emas Tjikotok
menjadi bagian dari PN Aneka Tambang dengan nama Unit Pertambangan Emas
Cikotok.