kecanduan internet
Majunya perkembangan teknologi membuat seseorang menjadi kecanduan
internet. Candu terhadap internet terlihat dari intensi waktu yang
dihabiskan seseorang untuk duduk manis di depan komputer atau segala
macam alat elektronik yang memiliki koneksi internet.
Kecanduan
ini tak hanya sekedar membuat stres, menutupi diri dari lingkungan
sosial dan membuat Anda selalu kurang tidur, tapi sebuah penelitian
terbaru mengungkapkan bahwa pecandu internet berisiko memiliki perubahan otak, yang sama dengan mereka yang kecanduan akan narkoba atau alkohol.
Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Hao Lei dari Chinese Academy of
Sciences, Wuhan, melakukan scan otak terhadap 17 remaja, berusia 14-21
tahun yang diduga menderita kecanduan internet, atau dikenal dengan
istilah internet addiction disorder (IAD).
Masing-masing partisipan harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti, seperti “Apakah Anda berulang kali melakukan upaya untuk mengontrol, mengurangi, atau menghentikan penggunaan internet?”
Para peneliti membandingkan scan otak remaja tersebut dengan 16 orang remaja yang tidak mengalami kecanduan internet pada usia dan jenis kelamin yang sama.
Hasil temuan yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One, menemukan bahwa remaja yang kecanduan internet memiliki kerusakan di materi putih otaknya, sebuah bagian otak yang mengandung serat saraf yang menghubungkan antara sel-sel tersebut.
Remaja yang memilki gangguan IAD secara signifikan merusak materi putih otak yang menghubungkan bagian otak lainnya, yang memainkan peran penting dalam pengolahan emosi, perilaku kecanduan, kompulsif dan sulit mengambil keputusan.
Para ilmuwan menduga kerusakan tersebut disebabkan oleh terganggunya mielin, selubung lemak yang membantu kerja saraf. Rusaknya selubung tersebut mengganggu komunikasi dalam otak sehingga seseorang berpikir perilakunya berharga dan harus diulangi terus menerus. Kerusakan inilah yang menjadi cikal bakal dari berbagai jenis kecanduan
Masing-masing partisipan harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti, seperti “Apakah Anda berulang kali melakukan upaya untuk mengontrol, mengurangi, atau menghentikan penggunaan internet?”
Para peneliti membandingkan scan otak remaja tersebut dengan 16 orang remaja yang tidak mengalami kecanduan internet pada usia dan jenis kelamin yang sama.
Hasil temuan yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One, menemukan bahwa remaja yang kecanduan internet memiliki kerusakan di materi putih otaknya, sebuah bagian otak yang mengandung serat saraf yang menghubungkan antara sel-sel tersebut.
Remaja yang memilki gangguan IAD secara signifikan merusak materi putih otak yang menghubungkan bagian otak lainnya, yang memainkan peran penting dalam pengolahan emosi, perilaku kecanduan, kompulsif dan sulit mengambil keputusan.
Para ilmuwan menduga kerusakan tersebut disebabkan oleh terganggunya mielin, selubung lemak yang membantu kerja saraf. Rusaknya selubung tersebut mengganggu komunikasi dalam otak sehingga seseorang berpikir perilakunya berharga dan harus diulangi terus menerus. Kerusakan inilah yang menjadi cikal bakal dari berbagai jenis kecanduan